Berita/Artikel

Strategi Pembelajaran Deduktif-Ekpositori Dalam PTM Mata Pelajaran Matematika

MOH. FAJRUL FALAK, S.Pd
MOH. FAJRUL FALAK, S.Pd

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi matematika yang dipelajari (Gatot Muhsetyo,dkk 2019:1.26). Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi peserta didik adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika yang efektif. Di masa pandemi seperti saat ini, pemilihan strategi pembelajaran memegang peranan penting guna tercapainya tujuan dan kompetensi peserta didik.

Pembelajaran matematika di masa pandemi membutuhkan strategi yang tepat untuk mendukung perkembangan belajar siswa. Di masa ini, guru perlu merumuskan strategi pembelajaran yang efektif dengan pemanfaatan teknologi digital yang ada. Dalam merumuskan dan menerapkan strategi pembelajaran yang efektif tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masa pandemi, yang membatasi kita dalam mengoptimalkan penggunaan segala sumber daya belajar yang ada.  Strategi pembelajaran yang bermacam-macam jenisnya tentu tidak mungkin dapat digunakan secara optimal dalam keterbatasan proses pembelajaran. Guru perlu memperhatikan berbagai faktor dalam penggunaan strategi pembelajaran di kelas.

Dalam Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang sedang dilaksanakan, ada beberapa strategi pembelajaran yang cocok dan dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika di kelas. Beberapa diantaranya adalah strategi pembelajaran deduktif dan ekspositori. Strategi pembelajaran deduktif memungkinkan guru dan peserta didik dapat membahas dan memahami suatu konsep baru dalam waktu yang relatif terbatas. Hal ini sesuai dengan karakteristik matematika sebagai bidang ilmu yang penuh dengan konsep dan aturan-aturan yang baku. Strategi pembelajaran yang lain yang di pandang cocok dan dapat digunakan adalah strategi pembelajaran ekspositori. Dalam strategi pembelajaran ekspositori, pembelajaran terpusat pada guru sebagai langkah untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar lebih sederhana dan tidak berbelit . Hal ini sesuai anjuran Mendikbud, dimana pembelajaran harus dikemas dalam konsep yang sederhana dan tidak berbelit-belit. Dalam strategi ekspositori, guru sebagai satu-satunya sumber belajar peserta didik dapat menjadikan pembelajaran lebih fokus dan terpusat. Sekali lagi, pemilihan strategi ini didasarkan pada situasi dan kondisi yang terbatas dari segi waktu dan subjek pembelajaran (peserta didik).

Dalam praktik yang sedang dilakukan, strategi pembelajaran deduktif-ekspositori ini bisa dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Metode ceramah yang lebih mengedepankan komunikasi satu arah dari guru dikombinasikan dengan adanya diskusi dan tanya jawab yang membuat pembelajaran tetap bermaknda dan berkualitas. Dalam prosesnya, peserta didik diberikan materi secara singkat dan sederhana serta pemberian latihan untuk menunjang pemahaman materi yang telah disampaikan guru. Disamping itu, guru juga memberikan arahan agar peserta didik membentuk kelompok belajar kecil dengan pertimbangan jarak rumah yang dekat. Kelompok belajar dibentuk untuk memfasilitasi peserta didik dalam pemenuhan pemahaman materi yang mungkin tidak optimal dalam kelas terbatas. Perlu dipahami juga bahwa dalam PTM terbatas, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan sistem bergiliran atau shifting, sehingga materi yang disampaikan guru tidak dapat diterima secara keseluruhan siswa dalam suatu kelas. Untuk mengatasinya, pembelajaran dapat dilakukan dengan pembelajaran daring bagi siswa yang tidak mendapatkan jadwal shifting. Artinya peserta didik, dapat mengakses materi dalam dua mode, tatap muka dan online. Dengan penerapan strategi pembelajaran deduktif-ekspositori tersebut, maka proses transfer ilmu pengetahuan memungkinkan untuk dapat diberikan dalam kondisi tatap muka maupun virtual (pembelajaran terpadu/ blended learning). Penyampaian materi baik pada saat PTM maupun daring juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital yang ada. Materi dikemas dalam tampilan presentasi yang memudahkan peserta didik memahami materi yang dijelaskan guru. Untuk lebih memberikan gambaran, materi dalam bentuk video pembelajaran yang interaktif juga dapat dijadikan alternatif penjelasan konsep materi matematika.

Dari segi pemenuhan asesmen atau penilaian, penugasan dan penilaian harian dilakukan secara online baik dalam pemberian,pelaksanaan, pengumpulan maupun dalam proses penilaian. Pengoptimalan media sosial chatting seperti WhatsApp maupun Telegram dapat digunakan sebagai sarana pelaksanaan dan proses penilaian tersebut.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang efektif dan tepat dapat mendukung kegiatan PTM terbatas. Upaya ini harus dilakukan agar tidak terjadi loss learning. Bagaimanapun situasi dan kondisi yang ada, pembelajaran anak harus tetap berjalan meski dengan segala keterbatasan. Atau bisa jadi, dari situasi pandemi ini justru kita dapat mengambil sisi positif guna peningkatan kualitas pembelajaran dan pendidikan di negeri kita tercinta ini.

– Moh. Fajrul Falak, S.Pd. –

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *