Berita/Artikel

Pendidikan pramuka tangkal Degradasi Moral

Oleh Rachayu, S.Pd

Guru SMAN 1 Margasari

 

Sebagian besar masyarakat berpandangan bahwa pramuka merupakan kegiatan yang kurang bermanfaat. Hal ini karena masyarakat memandang kalau kegiatan pramuka hanyalah nyanyi-nyanyi, tepuk tangan, bersenang-senang dan bermain-main. Akibatnya banyak orang tua yang tidak mengijinkan anaknya mengikuti kegiatan pramuka. Terus bagaimana  sih sebetulnya kegiatan yang ada dalam pramuka? Apakah mengikuti kegiatan pramuka bermanfaat bagi anak?

Dalam kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan menjadi ekstra wajib mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK. Kebijakan tersebut dilakukan oleh pemerintah karena kepramukaan diharapkan dapat membentuk watak sosial peserta didik terutama sikap peduli serta membentuk watak dan kepribadian anak bangsa. Generasi muda yang tergabung dalam wadah kepramukaan banyak menimba pengalaman-pengalaman melalui perkemahan-perkemahan, menelusuri daerah-daerah yang merupakan tanah tempat dan sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat secara nasional. Serangkaian dengan hal itu pembinaan melalui wadah kepramukaan akan lebih bermanfaat bagi kepentingan bangsa, karena didalamnya diajarkan berbagai langkah-langkah kemanusiaan dan bergotong-royong serta diuji ketabahan mental.

Pada era digitalisasi  seperti sekarang ini ternyata  degradasi moral telah menjadi masalah yang serius di kalangan pelajar. Mengapa? Karena semakin hari tingkat pelanggaran yang dilakukan para pelajar semakin meningkat. Hal ini terlihat seperti kedatangan siswa yang tidak tepat waktu (terlambat). Sebagian pelajar sengaja datang terlambat padahal sudah tahu konsekuensinya adalah sebuah teguran bahkan hukuman. Tapi mereka tetap melakukannya karena sudah menjadi kebiasaan yang bagi mereka susah untuk diubah. Peraturan sekolah juga mengharuskan agar para pelajar menggunakan pakaian yang rapi, sopan, dan bersih, tidak menggunakan seragam yang terlalu pendek atau dikecilkan. Tapi tetap saja ada oknum-oknum pelajar yang melanggar peraturan tersebut demi terlihat tampan dan cantik serta modis dan mengikuti perkembangan zaman.

Selain itu, masih terdapat berbagai bentuk perilaku amoral lainnya di kalangan pelajar maupun anak muda sekarang seperti halnya menonton video porno, tindakan Bullyng, tawuran, pemerkosaan, aborsi, penyalahgunaan narkoba, dan masih banyak lagi. Fenomena ini merupakan potret buruk merosotnya nilai moral sosial budaya kita saat ini, khususnya di kalangan para pelajar. Ada pula tindakan yang telah menjurus kearah kekerasan bahkan kejahatan. Anehnya lagi, beberapa pelajar lain yang sengaja atau tidak sengaja memergoki kejadian tersebut bukannya langgung menghentikannya, melainkan merekam kejadian tersebut dengan handphone atau handicam yang kemudian mereka sebarluaskan kepada orang lain bahkan ada pula yang sengaja mengunggahnya ke Face book, Instagram,dan media social lainnya. 

Lalu, apa faktor yang menyebabkan hal-hal tersebut terjadi dengan bebasnya di kalangan pelajar? Jawabannya adalah karena penurunan moralitas atau degradasi moral terjadi di kalangan pelajar. Kemerosotan moral ini terjadi karena berbagai banyak alasan antara lain sikap mental yang tidak sehat, ketidakharmonisan dengan keluarga, pelampiasan rasa kecewa, dorongan kebutuhan ekonomi, pengaruh lingkungan dan media massa, keinginan untuk di puji, proses belajar yang menyimpang, ketidaksanggupan menyerap norma, adanya ikatan sosial yang berlainan, proses sosialisasi nilai subkebudayaan yang menyimpang, serta kegagalan dalam proses sosialisasi.

Mengingat pentingnya pendidikan moral, maka perlu upaya guna menumbuhkan pendidikan moral dengan cara pembiasaan yang baik seperti membiasakan mematuhi peraturan, membiasakan peserta didik menghormati Guru, membiasakan bersikap jujur, bersikap tegas dengan peserta didik yang melanggar peraturan, dan upaya lainnya. Dengan diterapkannya pendidikan moral dan pendidikan akademik secara berdampingan, maka  peserta didik tidak hanya akan pandai dalam hal akademik tetapi juga memiliki moral yang baik. Dengan begitu sedikit demi sedikit kasus degradasi moral peserta didik akan terkikis dan perlahan hilang dengan sendirinya. Sehingga terbentuklah sistem belajar yang tertib, saling menghormati, dan damai tanpa harus takut dengan adanya kasus degradasi moral di lingkungan sekolah.

Apa yang disumbangkan oleh pendidikan kepramukaan dalam membentuk karakter bangsa? Metode pendidikan kepramukaan yang disesuaikan kelompok umur pada hakikatnya merupakan pola pembinaan generasi muda secara berjenjang dan berkesinambungan untuk menghasilkan produk berkualitas. Untuk pembinaan kelompok mulai usia siaga (7-10 tahun), unsur-unsur yang dikedepankan yaitu mendidik cara keluarga yang sarat kasih sayang dan penuh kegembiraan. Pada usia dewasa, pandega (21-25 tahun), pola pembinaan diarahkan pada situasi di mana anggota pramuka sudah terlibat dalam konteks kehidupan masyarakat. 

Kegiatan kepramukaan turut membentuk karakter individu berkepribadian tangguh karena materi-materi di lapangan memerlukan konsentrasi, kecakapan, keuletan, dan kondisi fisik yang prima. Anggota pramuka pun dihadapkan pada berbagai situasi dan kondisi, medan dan cuaca berubah, halangan maupun tantangan lainnya sebagai bentuk tempaan bersifat fisik, serta mental. 

Kegiatan kepramukaan juga mengembangkan unsur edukatif seperti mengemas dan mengikuti acara seminar, pelatihan-pelatihan, perkemahan, renungan suci, muspanitra, atau pelantikan anggota, mengandung nilai-nilai positif seperti belajar berorganisasi, memupuk semangat gotong royong, menambah wawasan, melatih kepemimpinan dan memiliki rasa tanggung jawab. Anggota pun punya keleluasaan dalam berkreasi, berinspirasi, dan berimajinasi untuk dituangkan dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan yang pada dasarnya pengembangan potensi diri anggota. Tak sedikit pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari kegiatan tersebut yang berguna saat terjun ke dalam masyarakat kelak. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *